Post Terkait Kesehatan
> Penanganan Anatonia Uteri
> Penanganan Anatonia Uteri
1. Pengertian
-Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan
telah berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di
kanan garis waspada persalinan aktif (Syaifuddin AB., 2002 : h 184).
-Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari
24jam pada primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada multigradiva. (Mochtar,
1998 : h 348)
-Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18
jam, yang dimulai dari tanda-tanda persalinan.
2. Factor Penyebab
Menurut Saifudin AB, (2007: h 185) Pada prinsipnya
persalinan lama dapat disebabkan oleh :
a. His tidak efisien (in adekuat)
b. Faktor janin (malpresenstasi, malposisi, janin
besar)
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex
(presentasi bokong, dahi, wajah, atau letak lintang). Malposisi adalah posisi
kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referansi.
Janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan
partus lama atau partus macet. (Saifudin AB, 2007 : h 191)
c. Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan
serviks, vagina, tumor)
Panggul sempit atau disporporsi sefalopelvik terjadi karena
bayi terlalu besar dan pelvic kecil sehingga menyebabkan partus macet. Cara
penilaian serviks yang baik adalah dengan melakukan partus percobaan (trial of
labor). Kegunaan pelvimetre klinis terbatas. (Saifudin AB, 2007 : h 187)
3. Faktor lain (Predisposisi)
a. Paritas dan Interval kelahiran (Fraser MD,
2009 : 432)
b. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya
ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia
kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12
jam sebelum waktunya melahirkan. (Sujiyatini, 2009 : h 13).
Pada ketuban pecah dini bisa menyebabkan persalinan
berlangsung lebih lama dari keadaan normal, dan dapat menyebabkan infeksi.
Infeksi adalah bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya, bakteri di
dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh
korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin.
(Wiknjosastro, 2007 : h )
KPD pada usia kehamilan yang lebih dini biasanya disertai
oleh periode laten yang lebih panjang. Pada kehamilan aterm periode laten 24
jam pada 90% pasien. ( Scott RJ, 2002 : h 177)
4. Gejala klinik partus lama
Menurut chapman (2006 : h 42), penyebab partus lama adalah :
a. Pada ibu :
1) Gelisah
2) Letih
3) Suhu badan meningkat
4) Berkeringat
5) Nadi cepat
6) Pernafasan cepat
7) Meteorismus
8) Didaerah sering dijumpai bandle ring, oedema vulva,
oedema serviks, cairan ketuban berbau terdapat mekoneum
b. Janin :
1) Djj cepat, hebat, tidak teratur bahkan negative
2) Air ketuban terdapat mekoneum kental
kehijau-hijauan, cairan berbau
3) Caput succedenium yang besar
4) Moulage kepala yang hebat
5) Kematian janin dalam kandungan
6) Kematian janin intrapartal
5. Penanganan partus lama menurut Saifudin AB (2007 :
h 186) adalah :
a. False labor (Persalinan Palsu/Belum inpartu)
Bila his belum teratur dan porsio masih tertutup, pasien
boleh pulang. Periksa adanya infeksi saluran kencing, KPD dan bila didapatkan adanya
infeksi obati secara adekuat. Bila tidak pasien boleh rawat jalan.
b. Prolonged laten phase (fase laten yang
memanjang)
Diagnosis fase laten memanjang dibuat secara retrospektif.
Bila his berhenti disebut persalinan palsu atau belum inpartu. Bilamana
kontraksi makin teratur dan pembukaan bertambah sampaim 3 cm, dan disebut fase
laten. Dan apabila ibu berada dalam faselaten lebih dari 8 jam dan tak ada
kemajuan, lakukan pemeriksaan dengan jalan melakukan pemeriksaan serviks.
:
1) Bila didapat perubahan dalam penipisan dan
p[embukaan serviks, lakukan drip oksitosin dengan 5 unit dalam 500 cc dekstrose
(atau NaCl) mulai dengan 8 tetes permenit, setiap 30 menit ditambah 4 tetes
sampai his adekuat (maksimal 40 tetes/menit) atau berikan preprat prostaglandin,
lakukan penilaian ulang setiap 4jam. Bila ibu tidak masuk fase aktif
setelah dilakukan pemberian oksitosin, lakukan secsio sesarea.
2) Bila tidak ada perubahan dalam penapisan dan
pembukaan serviks serta tak didapat tanda gawat janin, kaji ulang diagnosisnya
kemungkinan ibu belum dalam keadaan inpartu.
3) Bila didapatkan tanda adanya amnionitis,
berikan induksi dengan oksitosin 5U dan 500 cc dekstrose (atau NaCl)
mulai dengan 8 tetes permenit, setiap 15 menit ditambah 4 tetes sampai adekuat
(maksimal 40 tetes/menit) atau berikan preprat prostaglandin, serta obati
infeksi dengan ampisilin 2 gr IV sebagai dosis awal dan 1 gr IV setiap 6 jam
dan gentamicin 2x80 mg.
c. Prolonged active phase (fase aktif memanjang)
Bila tidak didapatkan tanda adanya CPD (chepalo Pelvic
Disporportion) atau adanya obstruksi :
1) Berikan berikan penanganan umum yang kemungkinan
akan memperbaiki kontraksi dan mempercepat kemajuan persalinan
2) Bila ketuban intak, pecahkan ketuban. Bila
kecepatan pembukaan serviks pada waktu fase aktif kurang dari 1 cm/jam, lakukan
penilaian kontraksi uterusnya.
d. Kontraksi uterus adekuat
Bila kontraksi uterus adekuat (3 dalam 10 menit dan lamanya
lebih dari 40 detik) pertimbangkan adanya kemungkinan CPD, obstruksi, malposisi
atau malpresentasi.
e. Chefalo Pelvic Disporpotion (CPD)
CPD terjadi karena bayi terlalu besar atau pelvis kecil.
Bila dalam persalinan terjadi CPD akan kita dapatkan persalinan yang macet.
Cara penilaian pelvis yang baik adalah dengan melakukan partus percobaan (trial
of labor) kegunaan pelvimetri klinis terbatas.
1) Bila diagnosis CPD ditegakkan, lahirkan bayi dengan
SC
2) Bila bayi mati lakukan kraniotomi atau embriotomi
(bila tidak mungkin lakukan SC)
f. Obstruksi (Partus Macet)
Bila ditemukan tanda-tanda obstruksi :
1) Bayi hidup lahirkan dengan SC
2) Bayi mati lahirkan dengan kraniotomi/embriotomi.
g. Malposisi/Malpresentasi
Bila tejadi malposi atu malpresentasi pada janin secara umum
:
1) Lakukan evaluasi cepat kondisi ibu (TTV)
2) Lakukan evaluasi kondisi janin DJJ, bila air
ketuban pecah lihat warna air ketuban :
a) Bila didapatkan mekoneum awasi yang ketat atau
intervensi
b) Tidakada cairan ketuban pada saat ketuban pecah
menandakan adanya pengurangan jumlah air ketuban yang ada hubungannya dengan
gawat janin.
3) Pemberian bantuan secara umum pada ibu inpartu akan
memperbaiki kontraksi atau kemajuan persalinan
4) Lakukan penilaian kemajuan persalinan memakai
partograf
5) Bila terjadi partus lama lakukan penatalaksanaan
secar spesifik sesuai dengan keadaan malposisi atau malpresentasi yang
didapatkan. (Saifudin AB, 2007 : h 191-192)
h. Kontraksi uterus tidak adekuat (inersia uteri)
Bila kontraksi uterus tidak adekuat dan disporporsi
atau obstruksi bias disingkirkan, penyebab paling banyak partus lama
adalah kontraksi yang tidak adekuat
i. Kala II memanjang (prolonged explosive
phase)
Upaya mengejan ibu menambah resiko pada bayi karena
mengurangi jumlah oksigen ke plasenta, maka dari itu sebaiknya dianjurkan
mengedan secara spontan, mengedan dan menahan nafas yang etrlalu lama tidak
dianjurkan. Perhatikan DJJbradikardi yang lama mungkin terjadi akibat lilitan
tali pusat. Dalam hal ini lakukan ekstraksi vakum / forcep bila syarat
memenuhi.
Bila malpresentasi dan tanda obstruksi bias disingkirkan,
berikan oksitosin dri. Bila pemberian oksitosin drip tidak ada kemajuan dalam 1
jam, lahirkan dengan bantuan ekstraksi vacuum / forcep bila persyaratan
terpanuhi. Lahirkan dengan secsio sesarea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar