BAHAYA JAJANAN DI SEKITAR KITA
A.
Bahaya
Jajan Sembarangan
Siapa sih
yang nggak suka jajan? Jajan menjadi suatu kebiasaan sehari-hari bagi
sebagian besar masyarakat. Jajan berfungsi mengganjal perut di antara waktu jam
makan utama atau selingan, meskipun tidak jarang sebagian dari kita jajan hanya
karena ”lapar mata”.
Apa pun
alasannya, kebiasaan jajan masyarakat kita merupakan suatu potensi pasar dan
telah mendorong banyak orang untuk menjajakan jajanan sebagai bagian dari mata
pencaharian, mulai dari restoran/kafe bintang lima, hingga pedagang kaki lima
dan pedagang keliling. Jajanan yang dijajakan pun sangat beragam, mulai dari
jajanan pasar seperti kue-kue kecil tradisional, martabak, baso tahu, bakso, cilok,
cimol, gorengan, kripik, hingga jajanan ala “negeri orang”, seperti hamburger
atau hotdog. Kebiasaan mengkonsumsi jajanan sebagai makanan selingan,
tanpa jajanan, makanan pokok hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi harian sebesar
70–90 persen.Agar kebutuhan harian menjadi sempurna, 10–30 persen sisanya dapat
dipenuhi oleh makanan selingan atau jajanan. Mengkonsumsi jajanan di antara
waktu jam makan utama juga dapat menjaga lambung tetap terisi sehingga bisa
mencegah nyeri lambung akibat lambung kosong.
Di sisi lain,
kebiasaan jajan juga bisa menjadi sesuatu yang negatif, ketika kita
mengkonsumsi jajanan tanpa mempedulikan faktor kebersihan, kandungan gizi,
proses pengolahan dan cara penyajiannya. Kebiasaan seperti ini populer dengan
istilah jajan sembarangan.Setidaknya ada dua alasan yang mendorong seseorang
jajan sembarangan. Pertama, karena praktis dan paling cepat didapat.
Bayangkan ketika kita sedang bekerja, tiba-tiba perut kita ”bernyanyi”. Di
tengah kesibukan seperti itu tentu saja kita akan mencari makanan yang paling
cepat bisa kita dapatkan tanpa pikir panjang.Kedua, karena murah. Faktor
kedua berkaitan erat dengan kondisi “kocek”. Kita tak ingin menghabiskan banyak
uang untuk makanan selingan sehingga yang penting adalah harganya murah dan
enak di lidah. Hal lainnya menjadi nomor dua.
B.
Zat
Yang Terkandung Dalam Jajanan Sembarangan
1.
Zat Warna Tekstil
Coba anda lihat makanan yang penuh dengan warna. Seperti jajanan es
cendol berwarna hijau. Atau agar-agar pada es campur, terlebih lagi anak-anak
sangat menyukai yang namanya warna mencolok. Hal ini di manfaatkan pedagang
untuk membuat makanan yang meriah penuh warna. Yang menarik perhatian
anak-anak, sehingga banyak anak yang membelinya. Sebenarnya hal ini sah-sah
saja, akan tetapi ketika pedagang ingin menambah pewarna makanan ke dalam
dagangannya. Ada sebagian pedagang yang jujur , ada juga sebagian pedagang yang
ingin untung besar dengan memberi zat pewarna tekstil pada makanan tersebut.
Yang jelas-jelas bahan zat warna tekstil sangat dilarang keras digunakan untuk
makanan. Karena akan berakibat buruk pada tubuh manusia. Dan ini adalah salah
satu dari bahaya
makanan yang sering terdapat
pada jajanan sembarangan.
2.
Bahaya Cacing
Cacing yang saya maksud bukan cacing yang sering kita lihat ditanah.
Tapi cacing yang tidak bisa kita lihat dengan menggunakan mata telanjang.
Menularnya caicng ini bisa dengan berbagai macam kemungkinan. Contoh hal kecil
saja, misalkan ada seorang anak yang ingin jajan. Anak tersebut setelah BAB
tidak cuci tangan. Dan dia langsung memberikan uang dengan tangan yang belum di
cuci itu. Lalu pedagang yang tidak tau langsung mengambil uang tersebut.
Dan menyajikan dagangan kepada anak itu dengan tangan bekas mengambil
duit dari anak tadi. Telur cacing juga dapat pula dibawa oleh jemari penjajan
makanan (gado-gado, rujak, buah dingin, karedok, ketoprak) bila penjajan
makanan (food handle) mengidap penyakit cacing.
Sehabis penjaja makanan buang air besar dan tidak membasuh tangan dulu tetapi
langsung menyajikan makanan, telur cacing di kuku jemarinya akan mencemari
makanan jajanannya.Di sela-sela kuku jemari tangan telur cacing mengendon dan
pindah ke makanan jajanan. Cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing
cambuk, jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan dari makanan jajanan.
Pada anak sekolah, cacingan bisa berakibat kekurangan darah (anemia).
Baru-baru ini diberitakan bahwa lebih separuh anak sekolah dasar (sampel sebuah
yayasan LSM) menderita anemia. Besar kemungkinan, selain sanitasi yang buruk,
penyebabnya bersumber dari jajanan harian yang tercemar cacing perut.
3. Bahan-Bahan
Berbahaya
Sudah saat nya kita memperhatikan apa yang disajikan oleh pedagang
kepada kita. Kita bisa menelusuri apa saja bahan yang digunakan dan dari mana
pedagang tersebut mendapatkannya, sehatkah bahan yang digunakan pedagang
tersebut ? tapi sudah pasti kita tidak bisa melakukan hal tersebut. Satu-satu
nya hal yang paling aman adalah jajan di tempat yang sudah terjamin.
Meskipun begitu, saya akan memberitahu kalian beberapa bahan yang di
anggap berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.
a.
Pemanis Buatan
Sering juga kita menemukan makanan yang manis tapi murah. Atau juga
minuman yang manis tapi murah. Dijaman gula yang harganya mahal ini, mana
mungkin ada makanan manis yang murah. Jadi waspada lah terhadap makanan seperti
ini. Apalagi anak-anak anda suka yang manis-manis. Terkadang anak-anak langsung
terkena batuk ketika mengkonsumsi makanan dengan pemanis buatan. Pemanis buatan
juga berbeda dengan gula asli. Pemanis buatan terasa sedikit pahit ketika
terakhir di mulut. Akan tetapi pedagang kini mengakalinya dengan mencampur gula
dan pemanis buatan.
b.
Penyedap Buatan
Bahan yang satu ini, sering kita temui di tempat jajanan makanan.
Seperti bakso, mie ayam. Tidak canggung lagi biasanya penyedap makanan di
letakkan di atas meja dengan bungkusnya atau dengan wadah yang bisa langsung di
taburkan ke makanan. Padahal penyedap makanan (Vexsin) ini hanya boleh
digunakan sedikit. Akan tetapi sekarang semakin banyak penyedap maka akan
semakin laris dagangan meraka. Kebanyakan mengkonsumsi penyedap makanan dapat
meyebabkan penyakit Amandel. Betapa banyaknya bahaya makanan yang
sering kita makan.
c.
Formalin
Formalin adalah bahan untuk mengawetkan mayat. Tapi akhir-akhir ini
digunakan pedagang untuk mengawetkan dagangan mereka. Seperti pada jajanan
bakso atau lainnya. Jadi jika dagangan mereka sedang sepi, makanan tersebut
masih bisa di jual besok harinya karena pengaruh dari formalin tadi.
d.
Minyak Goreng Bekas
Minyak goreng sebenarnya hanya boleh digunakan sekali saja. Ketika sudah
dipakai minyak goreng tidak digunakan lagi, sebab akan menyebabkan bahaya makanan. Seperti di restoran2
besar, mereka hanya menggunakan minyak goreng satu kali. Setelah itu mereka
buang, tapi akhir2 ini ada yang menjual minyak goreng dari restoran yang sudah
dipakai ke pedagang2 kecil. Jika kita lihat memang kondisi nya masih bagus.
Mungkin kita juga sering menggunakan minyak goreng dirumah beberapa kali untuk
menggoreng makanan.
Disinyalir, kebanyakan jajanan gorengan pinggir jalan juga menggunakan
minyak goreng bekas, kalau minyak goreng yang sudah dioploas dengan minyak lain
yang lebih murah. Minyak goreng oplosan ini yang diduga membahayakan kesehatan.
C. Akibat Jajan Sembarangan
Bahaya
makanan jajanan sekolah dan makanan umum lainnya bisa muncul untuk jangka
pendek, bisa juga pada jangka panjang.
Jangka
pendek, terjadi keracunan makanan sebab tercemar mikroorganisme, parasit, atau
bahan racun kimiawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan
paling sering ditemukan.
Bahaya jangka
panjang jajanan yang tidak menyehatkan apabila bahan tambahan dalam
makanan-minuman bersifat pemantik kanker, selain kemungkinan gangguan kesehatan
lainnya.
Banyak yang
mengira diare sering dialami anak kecil karena mereka tidak menjaga kebersihan
dengan baik. Tetapi diare bisa menyerang siapa saja, terutama untuk mereka yang
sering jajan sembarangan.
Selain diare,
terdapat gangguan kesehatan lainnya karena jajanan sembarangan, seperti kanker,
keracunan, yang disebabkan kandungan bahan makanan jajan sembarangan.
D. Mencegah Perilaku Jajanan
Sembarangan
Zat berbahaya
yang dalam jangka waktu tertentu menimbulkan kerusakan pada ginjal dan gangguan
pertumbuhan serta perkembangan anak. Beberapa hal berikut ini mencegah
perilaku jajanan sembarangan:
·
Memberi Pemahaman Soal Makanan Higienis, Aman dan Sehat
Memberi pemahaman soal kualitas makanan yang sehat
dan aman dikonsumsi kepada anak sangat penting. Pembelajaran soal ini selain di
sekolah, harus ditanamkan di lingkungan keluarga. Apalagi seorang anak kecil
cenderung dekat dengan orang tuanya. Hal-hal sederhana terkait makanan sehat,
misalnya makanan harus dalam kondisi tertutup, bebas debu dan lalat harus
ditekankan. Mengingat kondisi jajanan biasanya ada di pinggir jalan, sehingga
sangat rentan debu, asap kendaraan, dihinggapi lalat dan lain-lain. Beri pengertian
jika makanan kotor karena debu akan berefek penyakit.
Anjurkan jika terpaksa membeli makanan, pilih yang
benar-benar kondisinya sehat. Misalnya makanan harus tertutup dengan baik.
Pilih makanan yang memang dalam kondisi terbungkus, misalnya roti (terbungkus
plastik) maupun makanan terbungkus semacamnya. Makanan bebas dari bahan
pengawet dan bahan pewarna seperti bahan formalin, borak dan lain-lain, secara
kasat mata memang susah dibedakan. Untuk amannya perlu dianjurkan ke anak untuk
memilih lokasi penjual yang memadai. Meski belum tentu aman, namun paling tidak
cenderung lebih terjamin.
·
Memberi Pemahaman Efek Penyakit karena Jajan Sembarangan
Berkaitan dengan pemahaman makanan higienis di
atas, perlu diberikan penjelasan soal dampak dari mengkonsumsi makanan tak
sehat. Jelaskan kepada anak akan bahaya dari jajanan yang tidak bersih.
Gambarkan dengan menggunakan contoh yang mudah.
Misalnya lalat dikenal sebagai hewan membawa
kotoran (karena sering hinggap di tempat kotor), tempat yang kotor seperti
tempat sampah, rentan tempat berkembang biak bakteri penyakit. Jika lalat
hinggap pada tempat kotor akan ‘mengangkut’ bakteri ke makanan. Bakteri itu
membawa beragam penyakit seperti diare, muntaber, sembelit dan lain-lain.
Bisa juga diberikan contoh, anak yang sedang sakit
perut setelah mengkonsumsi jajanan tak sehat. Penjelasan orangtua yang masuk
akal, akan membuat anak bisa memiliki pemahaman, untuk nantinya menjadi dasar
pilihan putusan untuk tetap jajan atau tidak.
Jelaskan juga soal bahaya mengkonsumsi makanan
berbahan pengawet dan bahan pewarna seperti bahan formalin dan borak. Kedua
bahan ini dapat menyebabkan penyakit mematikan, misalnya kanker. Formalin biasa
ditemukan di makanan mie basah, tahu, baso, ayam dan ikan serta beberapa hasil
laut lainnya. Sementara boraks biasa ditemukan pada masakan mie basah, baso,
kerupuk, cilok dan jajanan lainnya.
·
Kondisikan Pola Makan Anak yang Teratur dan Tertib
Memberikan pengawasan dan perhatian soal disiplin
jam makan anak sangat perlu, agar dapat mengurangi keinginan jajan. Mulai dari
sarapan yang mencukupi di pagi hari, makan siang, dan makan malam. Khusus untuk
makan siang, untuk anak yang pulang sekolah lewat jam makan siang, tentu
berbeda waktunya. Salah satunya adalah anak jajan di masa istirahat sekolah.
Jika sekolah memiliki kantin yang sehat (biasa
dikelola pihak sekolah) tentu lebih mudah. Sementara untuk sekolah yang tidak
menyediakan kantin khusus, anak lebih dipercayakan untuk jajan sesuai
pengarahan orangtua soal makanan sehat dan aman.
Pilihan lain, adalah anak diberikan bekal menu
masakan dari rumah. Tentunya orangtua bisa mengontrol kualitas kesehatan
masakan. Selepas pulang sekolah anak dibiasakan makan siang di rumah. Dengan
pengawasan yang baik, keinginan jajan dapat dikurangi. Untuk makan malam,
orangtua bisa sesekali mengajak makan di luar yang tentunya pilihan tempat
makan sehat. Ini bisa memenuhi keinginan anak yang ingin variasi makanan, dan
tidak jajan sendiri tanpa kontrol.
·
Bawakan Bekal Makanan yang Terkontrol Kualitasnya
Memberikan bekal kepada anak, membantu mencegah
anak untuk jajan, sekaligus membantu orangtua mengontrol asupan makanan buah
hatinya. Tentunya orangtua harus pandai-pandai memberikan menu yang tidak
membosankan. Bikin menu sedemikian rupa. Kebiasaan membawa bekal akan
mengajarkan anak selektif saat memilih jajanan. Edukasi ini akan menjadi bagian
dari kebiasaan hingga anak dewasa kelak.
Banyak yang bisa dilakukan orangtua untuk menjaga
buah hati dari ancaman makanan yang berbahaya karena jajan sembarangan. Kita
bisa mencegahnya, selama mempunyai kepedulian dan mau berusaha. Patut
diwaspadai bahaya dalam kandungan makanan jajanan, seiring maraknya makanan
berformalin, boraks dan lain-lain. Kepedulian orangtua akan ‘menyelamatkan’
buah hati untuk selama hidupnya.
REFERENSI :
http://doktersehat.com/bahaya-makanan-jajanan-di-sekitar-
kita/#ixzz2u9IxqALk
http://www.poltekkes-malang.ac.id/artikel-165-benarkah-jajan-itu-perlu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar