Selasa, 06 Oktober 2015

PARTUS LAMA

Post Terkait Kesehatan
> Penanganan Anatonia Uteri

PARTUS LAMA

1.  Pengertian
-Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan aktif (Syaifuddin AB., 2002 : h 184).
-Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24jam pada primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada multigradiva. (Mochtar, 1998 :  h 348)
-Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam, yang dimulai dari tanda-tanda persalinan. 

2.  Factor Penyebab
Menurut Saifudin AB, (2007: h 185) Pada prinsipnya persalinan lama dapat disebabkan oleh :
a.  His tidak efisien (in adekuat)
b.  Faktor janin (malpresenstasi, malposisi, janin besar)
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex (presentasi bokong, dahi, wajah, atau letak lintang). Malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referansi. Janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet. (Saifudin AB, 2007 : h 191)
c.  Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)
Panggul sempit atau disporporsi sefalopelvik terjadi karena bayi terlalu besar dan pelvic kecil sehingga menyebabkan partus macet. Cara penilaian serviks yang baik adalah dengan melakukan partus percobaan (trial of labor). Kegunaan pelvimetre klinis terbatas. (Saifudin AB, 2007 : h 187)

3.  Faktor lain (Predisposisi)
a.  Paritas dan Interval kelahiran (Fraser  MD, 2009 : 432)
b.  Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan. (Sujiyatini, 2009 : h 13).
Pada ketuban pecah dini bisa menyebabkan persalinan berlangsung lebih lama dari keadaan normal, dan dapat menyebabkan infeksi. Infeksi adalah bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya, bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. (Wiknjosastro, 2007 : h )
KPD pada usia kehamilan yang lebih dini biasanya disertai oleh periode laten yang lebih panjang. Pada kehamilan aterm periode laten 24 jam pada 90% pasien. ( Scott RJ, 2002 : h 177)

4.  Gejala klinik partus lama
Menurut chapman (2006 : h 42), penyebab partus lama adalah :
a.  Pada ibu :
1)  Gelisah
2)  Letih
3)  Suhu badan meningkat
4)  Berkeringat
5)  Nadi cepat
6)  Pernafasan cepat
7)  Meteorismus
8)  Didaerah sering dijumpai bandle ring, oedema vulva, oedema serviks, cairan ketuban berbau terdapat mekoneum

b.  Janin :
1)  Djj cepat, hebat, tidak teratur bahkan negative
2)  Air ketuban terdapat mekoneum kental kehijau-hijauan, cairan berbau
3)  Caput succedenium yang besar
4)  Moulage kepala yang hebat
5)  Kematian janin dalam kandungan
6)  Kematian janin intrapartal

5.  Penanganan partus lama menurut Saifudin AB (2007 : h 186) adalah :
a.  False labor (Persalinan Palsu/Belum inpartu)
Bila his belum teratur dan porsio masih tertutup, pasien boleh pulang. Periksa adanya infeksi saluran kencing, KPD dan bila didapatkan adanya infeksi obati secara adekuat. Bila tidak pasien boleh rawat jalan.

b.  Prolonged  laten phase (fase laten yang memanjang)
Diagnosis fase laten memanjang dibuat secara retrospektif. Bila his berhenti disebut persalinan palsu atau belum inpartu. Bilamana kontraksi makin teratur dan pembukaan bertambah sampaim 3 cm, dan disebut fase laten. Dan apabila ibu berada dalam faselaten lebih dari 8 jam dan tak ada kemajuan, lakukan pemeriksaan dengan jalan melakukan pemeriksaan serviks.  :
1)  Bila didapat perubahan dalam penipisan dan p[embukaan serviks, lakukan drip oksitosin dengan 5 unit dalam 500 cc dekstrose (atau NaCl) mulai dengan 8 tetes permenit, setiap 30 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat (maksimal 40 tetes/menit) atau berikan preprat prostaglandin, lakukan penilaian  ulang setiap 4jam. Bila ibu tidak masuk fase aktif setelah dilakukan pemberian oksitosin, lakukan secsio sesarea.
2)  Bila tidak ada perubahan dalam penapisan dan pembukaan serviks serta tak didapat tanda gawat janin, kaji ulang diagnosisnya kemungkinan ibu belum dalam keadaan inpartu.
3)  Bila didapatkan tanda adanya amnionitis,  berikan induksi dengan oksitosin 5U dan 500 cc dekstrose (atau NaCl) mulai dengan 8 tetes permenit, setiap 15 menit ditambah 4 tetes sampai adekuat (maksimal 40 tetes/menit) atau berikan preprat prostaglandin, serta obati infeksi dengan ampisilin 2 gr IV sebagai dosis awal dan 1 gr IV setiap 6 jam dan gentamicin 2x80 mg.

c.  Prolonged active phase  (fase aktif memanjang)
Bila tidak didapatkan tanda adanya CPD (chepalo Pelvic Disporportion) atau adanya obstruksi :
1)  Berikan berikan penanganan umum yang kemungkinan akan memperbaiki kontraksi dan mempercepat kemajuan persalinan
2)  Bila ketuban intak, pecahkan ketuban. Bila kecepatan pembukaan serviks pada waktu fase aktif kurang dari 1 cm/jam, lakukan penilaian kontraksi uterusnya.

d.  Kontraksi uterus adekuat
Bila kontraksi uterus adekuat (3 dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik) pertimbangkan adanya kemungkinan CPD, obstruksi, malposisi atau  malpresentasi.

e.  Chefalo Pelvic Disporpotion (CPD)
CPD terjadi karena bayi terlalu besar atau pelvis kecil. Bila dalam persalinan terjadi CPD akan kita dapatkan persalinan yang macet. Cara penilaian pelvis yang baik adalah dengan melakukan partus percobaan  (trial of labor) kegunaan  pelvimetri klinis terbatas.
1)  Bila diagnosis CPD ditegakkan, lahirkan bayi dengan SC
2)  Bila bayi mati lakukan kraniotomi atau embriotomi (bila tidak mungkin lakukan SC)

f.   Obstruksi (Partus Macet)
Bila ditemukan tanda-tanda obstruksi :
1)  Bayi hidup lahirkan dengan SC
2)  Bayi mati lahirkan dengan kraniotomi/embriotomi.

g.  Malposisi/Malpresentasi
Bila tejadi malposi atu malpresentasi pada janin secara umum :
1)  Lakukan evaluasi cepat kondisi ibu (TTV)
2)  Lakukan evaluasi kondisi janin DJJ, bila air ketuban pecah lihat warna air ketuban :
a)  Bila didapatkan mekoneum awasi yang ketat atau intervensi
b)  Tidakada cairan ketuban pada saat ketuban pecah menandakan adanya pengurangan jumlah air ketuban yang ada hubungannya dengan gawat janin.
3)  Pemberian bantuan secara umum pada ibu inpartu akan memperbaiki kontraksi atau kemajuan persalinan
4)  Lakukan penilaian kemajuan persalinan memakai partograf
5)  Bila terjadi partus lama lakukan penatalaksanaan secar spesifik sesuai dengan keadaan malposisi atau malpresentasi yang didapatkan. (Saifudin AB, 2007 : h 191-192)

h.  Kontraksi uterus tidak adekuat (inersia uteri)
Bila kontraksi uterus tidak adekuat dan disporporsi  atau obstruksi bias disingkirkan, penyebab paling banyak partus lama adalah kontraksi yang tidak adekuat

i.    Kala II memanjang (prolonged explosive phase)
Upaya mengejan ibu menambah resiko pada bayi karena mengurangi jumlah oksigen ke plasenta, maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan secara spontan, mengedan dan menahan nafas yang etrlalu lama tidak dianjurkan. Perhatikan DJJbradikardi yang lama mungkin terjadi akibat lilitan tali pusat. Dalam hal ini lakukan ekstraksi vakum / forcep bila syarat memenuhi.

Bila malpresentasi dan tanda obstruksi bias disingkirkan, berikan oksitosin dri. Bila pemberian oksitosin drip tidak ada kemajuan dalam 1 jam, lahirkan dengan bantuan ekstraksi vacuum / forcep  bila persyaratan terpanuhi. Lahirkan dengan secsio sesarea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar