Selasa, 06 Oktober 2015

METODE AMENOREA LAKTASI (MAL)

Post Terkait Kesehatan


METODE AMENOREA LAKTASI


Metode Amenorea Laktasi (MAL) merupakan metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. Dapat dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA) apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Metode Amenora Laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi, apabila : Menyusui secara penuh, lebih efektif diberikan minimal 8 kali sehari, Belum mendapat haid, Umur bayi kurang dari 6 bulan.

Adapun cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.
Efek samping dari metode ini mengukur dan keamanan dari berbagai metode keluarga berencana juga sulit dilakukan, tetapi alasannya dalam hal ini adalah bahwa sebagian besar metode sudah sedemikian aman sehingga kejadian merugikan yang serius sangat jarang dijumpai. Kejadian merugikan yang kurang serius sering kali cukup bersifat subjektif. Kemungkinan mengalami efek samping suatu metode, serius atau tidak, dapat diperkecil dengan mematuhi kontraindikasi pemakaiannya.

            Efektifitas Metode Amenorea Laktasi (MAL) ini sangat tinggi sekitar 98 % apabila digunakan secara benar dan memenuhi persyaratan. Manfaat metode ini banyak sekali diantaranya : Dapat segera dimulai setelah melahirkan, tidak memerlukan prosedur khusus/alat maupun obat, tidak memerlukan pengawasan medis, tidak menggangu senggama, mudah digunakan, tidak perlu biaya, tidak menimbulkan efek samping, dan tidak bertentangan dengan budaya maupun agama. Tapi disisi lain metode ini juga mempunyai keterbatasan sepert tidak direkomendasikannya pada kondisi ibu yang mempunyai HIV/AIDS, TBC aktif. Namun demikian, boleh digunakan dengan pertimbangan klinis medis, tingkat keparahan ibu, ketersediaan, dan penerimaan metode kontrasepsi lain.


Yang Seharusnya Tidak Pakai MAL:
1.sudah mendapat haid setelah bersalin.
t2.idak menyusui secara eksklusif.
3.bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.
4.bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.

Beberapa catatan dari konsensus Bellagio (1988) untuk mencapai ke efektifan 98% 
1.ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (hanya sesekali diberi 1-2 teguk air/minuman pada upacara adat/agama.
2.perdarahan sebelum 56 hari pascapersalinan dapat diabaikan (belum dianggap haid)
3.bayi menghisap secara langsung.
4.menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir
5.kolostrum diberikan kepada bayi
6.pola menyusui on demang dan dari kedua payudara.
7.sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari
8.hindari jarak menyusui lebih dari  jam

Setelah bayi berumur 6 bulan, kembalinya kesuburan mungkin didahului haid, tetapi dapat juga tanpa didahului haid. efek ketidak suburan karena menyusui sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek:
1.Cara Menyusui 
2.seringnya menyusui
3.lamanya setiap kali menyusui
4.jarak antara menyusui
5.kesungguhan menyusui

Tidak ada komentar:

Posting Komentar