Selasa, 06 Oktober 2015

BAHAYA JAJANAN DI SEKITR KITA



  BAHAYA JAJANAN DI SEKITAR KITA


A.    Bahaya Jajan Sembarangan
Siapa sih yang nggak suka jajan? Jajan menjadi suatu kebiasaan sehari-hari bagi sebagian besar masyarakat. Jajan berfungsi mengganjal perut di antara waktu jam makan utama atau selingan, meskipun tidak jarang sebagian dari kita jajan hanya karena ”lapar mata”.

Apa pun alasannya, kebiasaan jajan masyarakat kita merupakan suatu potensi pasar dan telah mendorong banyak orang untuk menjajakan jajanan sebagai bagian dari mata pencaharian, mulai dari restoran/kafe bintang lima, hingga pedagang kaki lima dan pedagang keliling. Jajanan yang dijajakan pun sangat beragam, mulai dari jajanan pasar seperti kue-kue kecil tradisional, martabak, baso tahu, bakso, cilok, cimol, gorengan, kripik, hingga jajanan ala “negeri orang”, seperti hamburger atau hotdog. Kebiasaan mengkonsumsi jajanan sebagai makanan selingan, tanpa jajanan, makanan pokok hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi harian sebesar 70–90 persen.Agar kebutuhan harian menjadi sempurna, 10–30 persen sisanya dapat dipenuhi oleh makanan selingan atau jajanan. Mengkonsumsi jajanan di antara waktu jam makan utama juga dapat menjaga lambung tetap terisi sehingga bisa mencegah nyeri lambung akibat lambung kosong.
Di sisi lain, kebiasaan jajan juga bisa menjadi sesuatu yang negatif, ketika kita mengkonsumsi jajanan tanpa mempedulikan faktor kebersihan, kandungan gizi, proses pengolahan dan cara penyajiannya. Kebiasaan seperti ini populer dengan istilah jajan sembarangan.Setidaknya ada dua alasan yang mendorong seseorang jajan sembarangan. Pertama, karena praktis dan paling cepat didapat. Bayangkan ketika kita sedang bekerja, tiba-tiba perut kita ”bernyanyi”. Di tengah kesibukan seperti itu tentu saja kita akan mencari makanan yang paling cepat bisa kita dapatkan tanpa pikir panjang.Kedua, karena murah. Faktor kedua berkaitan erat dengan kondisi “kocek”. Kita tak ingin menghabiskan banyak uang untuk makanan selingan sehingga yang penting adalah harganya murah dan enak di lidah. Hal lainnya menjadi nomor dua.


B.     Zat Yang Terkandung Dalam Jajanan Sembarangan
1.      Zat Warna Tekstil
Coba anda lihat makanan yang penuh dengan warna. Seperti jajanan es cendol berwarna hijau. Atau agar-agar pada es campur, terlebih lagi anak-anak sangat menyukai yang namanya warna mencolok. Hal ini di manfaatkan pedagang untuk membuat makanan yang meriah penuh warna. Yang menarik perhatian anak-anak, sehingga banyak anak yang membelinya. Sebenarnya hal ini sah-sah saja, akan tetapi ketika pedagang ingin menambah pewarna makanan ke dalam dagangannya. Ada sebagian pedagang yang jujur , ada juga sebagian pedagang yang ingin untung besar dengan memberi zat pewarna tekstil pada makanan tersebut. Yang jelas-jelas bahan zat warna tekstil sangat dilarang keras digunakan untuk makanan. Karena akan berakibat buruk pada tubuh manusia. Dan ini adalah salah satu dari bahaya makanan yang sering terdapat pada jajanan sembarangan.

2.      Bahaya Cacing
Cacing yang saya maksud bukan cacing yang sering kita lihat ditanah. Tapi cacing yang tidak bisa kita lihat dengan menggunakan mata telanjang. Menularnya caicng ini bisa dengan berbagai macam kemungkinan. Contoh hal kecil saja, misalkan ada seorang anak yang ingin jajan. Anak tersebut setelah BAB tidak cuci tangan. Dan dia langsung memberikan uang dengan tangan yang belum di cuci itu. Lalu pedagang yang tidak tau langsung mengambil uang tersebut.

Dan menyajikan dagangan kepada anak itu dengan tangan bekas mengambil duit dari anak tadi. Telur cacing juga dapat pula dibawa oleh jemari penjajan makanan (gado-gado, rujak, buah dingin, karedok, ketoprak) bila penjajan makanan (food handle) mengidap penyakit cacing.
Sehabis penjaja makanan buang air besar dan tidak membasuh tangan dulu tetapi langsung menyajikan makanan, telur cacing di kuku jemarinya akan mencemari makanan jajanannya.Di sela-sela kuku jemari tangan telur cacing mengendon dan pindah ke makanan jajanan. Cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk, jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan dari makanan jajanan.
Pada anak sekolah, cacingan bisa berakibat kekurangan darah (anemia). Baru-baru ini diberitakan bahwa lebih separuh anak sekolah dasar (sampel sebuah yayasan LSM) menderita anemia. Besar kemungkinan, selain sanitasi yang buruk, penyebabnya bersumber dari jajanan harian yang tercemar cacing perut.

3.      Bahan-Bahan Berbahaya
Sudah saat nya kita memperhatikan apa yang disajikan oleh pedagang kepada kita. Kita bisa menelusuri apa saja bahan yang digunakan dan dari mana pedagang tersebut mendapatkannya, sehatkah bahan yang digunakan pedagang tersebut ? tapi sudah pasti kita tidak bisa melakukan hal tersebut. Satu-satu nya hal yang paling aman adalah jajan di tempat yang sudah terjamin.
Meskipun begitu, saya akan memberitahu kalian beberapa bahan yang di anggap berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.
a.  Pemanis Buatan
Sering juga kita menemukan makanan yang manis tapi murah. Atau juga minuman yang manis tapi murah. Dijaman gula yang harganya mahal ini, mana mungkin ada makanan manis yang murah. Jadi waspada lah terhadap makanan seperti ini. Apalagi anak-anak anda suka yang manis-manis. Terkadang anak-anak langsung terkena batuk ketika mengkonsumsi makanan dengan pemanis buatan. Pemanis buatan juga berbeda dengan gula asli. Pemanis buatan terasa sedikit pahit ketika terakhir di mulut. Akan tetapi pedagang kini mengakalinya dengan mencampur gula dan pemanis buatan.
b.  Penyedap Buatan
Bahan yang satu ini, sering kita temui di tempat jajanan makanan. Seperti bakso, mie ayam. Tidak canggung lagi biasanya penyedap makanan di letakkan di atas meja dengan bungkusnya atau dengan wadah yang bisa langsung di taburkan ke makanan. Padahal penyedap makanan (Vexsin) ini hanya boleh digunakan sedikit. Akan tetapi sekarang semakin banyak penyedap maka akan semakin laris dagangan meraka. Kebanyakan mengkonsumsi penyedap makanan dapat meyebabkan penyakit Amandel. Betapa banyaknya bahaya makanan yang sering kita makan.

c.  Formalin
Formalin adalah bahan untuk mengawetkan mayat. Tapi akhir-akhir ini digunakan pedagang untuk mengawetkan dagangan mereka. Seperti pada jajanan bakso atau lainnya. Jadi jika dagangan mereka sedang sepi, makanan tersebut masih bisa di jual besok harinya karena pengaruh dari formalin tadi.
d.  Minyak Goreng Bekas
Minyak goreng sebenarnya hanya boleh digunakan sekali saja. Ketika sudah dipakai minyak goreng tidak digunakan lagi, sebab akan menyebabkan bahaya makanan. Seperti di restoran2 besar, mereka hanya menggunakan minyak goreng satu kali. Setelah itu mereka buang, tapi akhir2 ini ada yang menjual minyak goreng dari restoran yang sudah dipakai ke pedagang2 kecil. Jika kita lihat memang kondisi nya masih bagus. Mungkin kita juga sering menggunakan minyak goreng dirumah beberapa kali untuk menggoreng makanan.
Disinyalir, kebanyakan jajanan gorengan pinggir jalan juga menggunakan minyak goreng bekas, kalau minyak goreng yang sudah dioploas dengan minyak lain yang lebih murah. Minyak goreng oplosan ini yang diduga membahayakan kesehatan.

C.    Akibat Jajan Sembarangan
Bahaya makanan jajanan sekolah dan makanan umum lainnya bisa muncul untuk jangka pendek, bisa juga pada jangka panjang.
Jangka pendek, terjadi keracunan makanan sebab tercemar mikroorganisme, parasit, atau bahan racun kimiawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan paling sering ditemukan.
Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan apabila bahan tambahan dalam makanan-minuman bersifat pemantik kanker, selain kemungkinan gangguan kesehatan lainnya.
Banyak yang mengira diare sering dialami anak kecil karena mereka tidak menjaga kebersihan dengan baik. Tetapi diare bisa menyerang siapa saja, terutama untuk mereka yang sering jajan sembarangan.
Selain diare, terdapat gangguan kesehatan lainnya karena jajanan sembarangan, seperti kanker, keracunan, yang disebabkan kandungan bahan makanan jajan sembarangan.

D.    Mencegah Perilaku Jajanan Sembarangan
Zat berbahaya yang dalam jangka waktu tertentu menimbulkan kerusakan pada ginjal dan gangguan pertumbuhan serta perkembangan anak. Beberapa hal berikut ini mencegah perilaku jajanan sembarangan:
·         Memberi Pemahaman Soal Makanan Higienis, Aman dan Sehat
Memberi pemahaman soal kualitas makanan yang sehat dan aman dikonsumsi kepada anak sangat penting. Pembelajaran soal ini selain di sekolah, harus ditanamkan di lingkungan keluarga. Apalagi seorang anak kecil cenderung dekat dengan orang tuanya. Hal-hal sederhana terkait makanan sehat, misalnya makanan harus dalam kondisi tertutup, bebas debu dan lalat harus ditekankan. Mengingat kondisi jajanan biasanya ada di pinggir jalan, sehingga sangat rentan debu, asap kendaraan, dihinggapi lalat dan lain-lain. Beri pengertian jika makanan kotor karena debu akan berefek penyakit.
Anjurkan jika terpaksa membeli makanan, pilih yang benar-benar kondisinya sehat. Misalnya makanan harus tertutup dengan baik. Pilih makanan yang memang dalam kondisi terbungkus, misalnya roti (terbungkus plastik) maupun makanan terbungkus semacamnya. Makanan bebas dari bahan pengawet dan bahan pewarna seperti bahan formalin, borak dan lain-lain, secara kasat mata memang susah dibedakan. Untuk amannya perlu dianjurkan ke anak untuk memilih lokasi penjual yang memadai. Meski belum tentu aman, namun paling tidak cenderung lebih terjamin.
·         Memberi Pemahaman Efek Penyakit karena Jajan Sembarangan
Berkaitan dengan pemahaman makanan higienis di atas, perlu diberikan penjelasan soal dampak dari mengkonsumsi makanan tak sehat. Jelaskan kepada anak akan bahaya dari jajanan yang tidak bersih. Gambarkan dengan menggunakan contoh yang mudah.
Misalnya lalat dikenal sebagai hewan membawa kotoran (karena sering hinggap di tempat kotor), tempat yang kotor seperti tempat sampah, rentan tempat berkembang biak bakteri penyakit. Jika lalat hinggap pada tempat kotor akan ‘mengangkut’ bakteri ke makanan. Bakteri itu membawa beragam penyakit seperti diare, muntaber, sembelit dan lain-lain.
Bisa juga diberikan contoh, anak yang sedang sakit perut setelah mengkonsumsi jajanan tak sehat. Penjelasan orangtua yang masuk akal, akan membuat anak bisa memiliki pemahaman, untuk nantinya menjadi dasar pilihan putusan untuk tetap jajan atau tidak.
Jelaskan juga soal bahaya mengkonsumsi makanan berbahan pengawet dan bahan pewarna seperti bahan formalin dan borak. Kedua bahan ini dapat menyebabkan penyakit mematikan, misalnya kanker. Formalin biasa ditemukan di makanan mie basah, tahu, baso, ayam dan ikan serta beberapa hasil laut lainnya. Sementara boraks biasa ditemukan pada masakan mie basah, baso, kerupuk, cilok dan jajanan lainnya.
·         Kondisikan Pola Makan Anak yang Teratur dan Tertib
Memberikan pengawasan dan perhatian soal disiplin jam makan anak sangat perlu, agar dapat mengurangi keinginan jajan. Mulai dari sarapan yang mencukupi di pagi hari, makan siang, dan makan malam. Khusus untuk makan siang, untuk anak yang pulang sekolah lewat jam makan siang, tentu berbeda waktunya. Salah satunya adalah anak jajan di masa istirahat sekolah.
Jika sekolah memiliki kantin yang sehat (biasa dikelola pihak sekolah) tentu lebih mudah. Sementara untuk sekolah yang tidak menyediakan kantin khusus, anak lebih dipercayakan untuk jajan sesuai pengarahan orangtua soal makanan sehat dan aman.
Pilihan lain, adalah anak diberikan bekal menu masakan dari rumah. Tentunya orangtua bisa mengontrol kualitas kesehatan masakan. Selepas pulang sekolah anak dibiasakan makan siang di rumah. Dengan pengawasan yang baik, keinginan jajan dapat dikurangi. Untuk makan malam, orangtua bisa sesekali mengajak makan di luar yang tentunya pilihan tempat makan sehat. Ini bisa memenuhi keinginan anak yang ingin variasi makanan, dan tidak jajan sendiri tanpa kontrol.
·         Bawakan Bekal Makanan yang Terkontrol Kualitasnya
Memberikan bekal kepada anak, membantu mencegah anak untuk jajan, sekaligus membantu orangtua mengontrol asupan makanan buah hatinya. Tentunya orangtua harus pandai-pandai memberikan menu yang tidak membosankan. Bikin menu sedemikian rupa. Kebiasaan membawa bekal akan mengajarkan anak selektif saat memilih jajanan. Edukasi ini akan menjadi bagian dari kebiasaan hingga anak dewasa kelak.
Banyak yang bisa dilakukan orangtua untuk menjaga buah hati dari ancaman makanan yang berbahaya karena jajan sembarangan. Kita bisa mencegahnya, selama mempunyai kepedulian dan mau berusaha. Patut diwaspadai bahaya dalam kandungan makanan jajanan, seiring maraknya makanan berformalin, boraks dan lain-lain. Kepedulian orangtua akan ‘menyelamatkan’ buah hati untuk selama hidupnya.

REFERENSI :   
http://doktersehat.com/bahaya-makanan-jajanan-di-sekitar-
kita/#ixzz2u9IxqALk
                        http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/837
                        http://www.poltekkes-malang.ac.id/artikel-165-benarkah-jajan-itu-perlu.html
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar